Writing by heart

Alhamdulilah malam ini saya bisa mengikuti KBMN Gelombang 30, pertemuan ke 17

KBMN Gelombang 30
Pertemuan ke 17
Hari/ Tangga: Rabu, 22 November 023
Narasumber: Mutmainah M.Pd.
Modrator: Arofiah Fifi, S.pd
Materi: Writing by heart.

Alhamdulilah malam ini saya bisa mengikuti pembelajaran bersama  kelas belajar menulis nusantara. Pembahasan malam ini adalah  "Writing by heart".

Di awal pembelajaran diberikan beberapa pendapat para ahli tentang menulis, diantaranya.

"Penulis tidak pernah dilahirkan, tetapi dia diciptakan. Bakat menulis tidak selalu dibawa sejak lahir, tetapi tumbuh oleh satu motivasi dan gagasan". Bambang Trimansyah.

"Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari". Pramoedya Ananta Toer.


"Tulisan yang keluar dari hati, akan sampai ke hati pembaca. 

Tulisan yang muncul dari tangan, hanya akan sampai di tangan pembaca". Cahyadi Takariawan

Lantas bagaimana agar tulisan kita bisa datang dari Hati?
Kuncinya adalah  tulislah tulisan dengan ketajaman emosi.
Nah dari beberapa pendapat para pakar tentu kita tahu maknanya dari menulis.

Tak lama ibu narasumber ibu Ustazah Mutmainah,  memberikan tulisan hasil karyanya sendiri. Mari kita simak makna tulisannya.


RASA YANG HIJRAH
 _Oleh Emut Lebak_ 

Rumah itu tak lagi seperti mahligai
Sepasang rasa telah saling berpindah ke dalam palung tersunyi
Ia larut merangkai kepingan obsesi yang berujung ilusi
Sementara lainnya merayakan temu rindu di lain hati

Rumah itu seperti kutukan yang tak lagi didiami
Yang tersisa hanyalah kepingan debu kasmara yang bertangkut di cakrawala hati
Roman yang telah khatam menyisakan gelenyar nyeri 
Ketika rindu menikai tebing hening di sebalik ibtida

Cerita itu telah berai
Lakonnya telah merinai lalu usai

Biarkan rasa berhening cipta di pusara rindu yang tak bernisan
Tanda penakziman terakhir atas lirih mimpi yang telah mati

Semoga di zona pilantrofi berlatar silu, 
Siluetmu tak lagi mengundang ngilu 
Denting sunyi hanyalah simfoni berbau elegi di pelataran sepi yang syahdu tanpa candu 
karena hati telah ku jadikan ladang terlarang untuk tak lagi di tumbuhi rindu atas kamu.

Nah dengan membaca pendapat para ahli dan contoh tulisan dari narasumber. Jadi apa itu menulis dengan hati? 
Inilah paparannya.

*Apa itu Writing by Heart?* 

Sejatinya menulis adalah ketrampilan tertinggi setelah membaca dan berbicara. 
Menulis dengan hati artinya jadikan hati sebagai inspirasi saat menulis. 
Jadikan hati sebagai sumber untuk mengolah ide dan inspirasi yang disampaikan melalui tulisan. 

Otak dan pikiran hanyalah alat dari proses menulis yang bersumber dari hati tersebut.

Tulisan adalah jiwa, setiap yang berjiwa pasti bisa menulis, tulisan dengan hati akan sampai ke hati. 

Nah sudah tahu bukan? Jadi intinya tulisan itu jiwa, yang bisa menulis dengan hati dan sampai ke hati.

Lalu bagai mana biar tulisan bisa bermakna ketika dibaca orang lain. Tentu harus tahu tips menulisnya inilah tipnya.

*Tips menulis dengan hati* 

1. Libatkan emosi. 

Emosi yang dimaksud disini adalah emosi yg positif ya.... 
Tulis apa saja yang kita rasakan, kita amati, dan kita dengarkan. Tulis semuanya apa adanya, tanpa perlu diedit terlebih dahulu. 
Jika kita menulis sambil mengedit tulisan kita tidak akan  jadi. 

Saat menulis libatkan emosi kita. Beri warna dan rasa pada tulisan kita. 
Saat kita menuliskan tentang kesedihan gambarkan kesedihan itu. Bagaimana rasanya sedih, tulis saja seperti kita sedang berbicara curhat pada  sahabat kita jika sedang sedih. 
Saat kita sedang marah sampaikan rasa amarah itu dalam kata kata. Sehingga seolah pembaca merasakan aura kemarahan kita.

Mengapa suasana dan emosi dirasa perlu untuk diolah lalu dituangkan ke dalam tulisan? Karena saat kita menulis dengan memainkan suasana dan emosi, maka tulisan yang dibuat pun akan memiliki rasa sehingga pembaca pun akan menikmati tulisan yang dibuat.

Namun jangan salah menempatkan emosi, apabila kita sedang dalam keadaan marah atau sedih jangan memaksa untuk menulis tulisan yang menyenangkan karena mood nya tidak sesuai dengan ide yang akan dituliskan.

Dalam menulis, jangan ragu untuk menuangkan semua ide yang kita miliki. Anggap saja sama seperti menulis diary namun dengan berbagai bentuk tulisan. Saat sudah terbiasa, menulis pun akan menjadi kegiatan yang menyenangkan dan bahkan membuat candu kepada orang yang melakukannya

2. Libatkan panca indera. 

Tiga sahabat itu meringkuk ketakutan. Di tengah samudra biru, mereka terombang-ambing diatas kapal yang sudah lubang sana sini. Tangan mereka terikat jaring dengan kuat, sementara mulut kelu dalam gigil kedinginan. 
Dari kejauhan
Sesosok makhluk yang besar semakin mendekati mereka. 

Makhluk itu sangat besar, tingginya melebihi pohon kelapa. Badannya sebesar gedung tingkat delapan. Surainya mencuat tinggi berwarna keperakan disinari matahari. Entah makhluk apa yang mereka lihat. Matanya yang merah menampakkan amarah. Makhluk itu menghantamkan ekornya dengan kuat. 
Byuuuurrrr, seketika air laut bergejolak setinggi 30 meter. Baju mereka basah kuyup, rasa dingin bukan masalah terbesar mereka. 
Tapi tatapan marah ikan itu. Ikan itu semakin mendekati mereka. Satu ayunan sirip lagi, akan tiba dihadapan mereka.

Ooh bagaimana nasib ketiga sahabat itu selanjutnya?


Naah bagaimana setelah  membaca paragraf ini? 
Tentu kita juga merasakan dingin, dan ketakutan seperti ketiga sahabat itu bukan. 
Jadikan tulisan kita memiliki rasa takut, senang, melalui melihat, mendengar, membau. Libatkan semua panca indera.


Tergambar suasana apa yang tertulis

3. Tulis sesuatu yang kita sukai. 

Bapak ibu pasti pernah merasa jatuh cinta kan? Bagaimana kita menggambarkan orang yang kita sukai. 
Hemmm pasti paket lengkap untuk mendeskripsikannya. 
Mulai wajahnya  penampilannya, sikapnya. Bahkan senyumnya pun kita bisa melukiskannya dengan jelas. 
Kenapa bisa seperti itu? 
Kuncinya karena *SUKA*


3. Tulis sesuatu yang kita suk
Apakah pernah merasa jatuh cinta kan? Bagaimana kita menggambarkan orang yang kita sukai. 
Hemmm..!  pasti paket lengkap untuk mendeskripsikannya. 
Mulai wajahnya  penampilannya, sikapnya. Bahkan senyumnya pun kita bisa melukiskannya dengan jelas. 
Kenapa bisa seperti itu? 
Kuncinya karena *SUKA*




Jangan menulis sesuatu yang tidak kita sukai. Ibaratnya jika Anda tidak menyukai minum kopi, jangan memaksa minum kopi. Pasti tidak akan menggambarksn kopi itu secara obyektif bukan? 

Intinya tulis sesuatu yang kita sukai. 
Jangan menulis karena terpaksa. 
Ingat tulisan yang ditulis dengan terpaksa hanya akan berupa rangkaian huruf tanpa nyawa. 
Kosong, bisu dan tak membekas di hati pembaca

Menulis adalah soal perasaan. Tidak cukup hanya pengetahuan, seorang penulis harus memiliki pemahaman. 

Pemahaman dimulai dari memahami diri sendiri baru memahami orang lain. 

Penulis yang punya rasa akan menjadi sensitif dan mampu menangkap banyak hal. Efek ke tulisan, tulisannya akan menjadi lebih dalam dan dapat dimaknai oleh pembaca karena menyentuh pembaca. Dengan melibatkan rasa, penulis akan merasakan pengalaman keterlibatan sesuatu yang menggelegak dari dalam dirinya dan hal itu kemudian akan ditangkap oleh pembacanya. Merasa nggak?

Menulis adalah seni. Seni adalah keindahan. Seni adalah kreativitas. Seni juga bisa berarti jalan. Dengan seni, penulis memiliki jalan yang otentik di dalam karya-karyanya yang sulit ditiru oleh orang lain. Jadi hal ini adalah sebuah ciri khas mendalam dari penulis.

Dan akhirnya tulisan kita hambar, tidak sampai ke hati pembacašŸ¤­



Jangankan ke hati pembaca
Saya yang nulis juga jadi malas baca hehe


4. Jangan Mengharap Pujian. 
Niatkan dalam hati yang pertama kata2 berikut ini. 
UNTUK APA KITA MENULIS? 

Jika kita menulis hanya karena pujian, orientasi kita bukan pada segi manfaat tulisan kita. 
Tapi semata mata karena ingin dipuji. 
Dan saat tulisan kita sepi dari pujian maka kita akan badmood bahkan malas untuk menulis.


5. Who dan do. 

Who artinya kenali siapa yang akan membaca tulisan kita. 
Jika kita ingin tulisan kita 6mengena pada remaja maka posisikan diri kita sebagai remaja. Mulai dari gaya bahasa, topik dan hal- hal yang lagi digandrungi remaja. 
Jadikan diri bpk/ibu sebagai pembaca. 
Do artinya pesan apa yang ingin kita sampaikan pada pembaca. Dengan harapan pembaca akan melakukan apa yang kita tulis dan kita harapkan sesuai tujuan tulisan kita.



6. READ AND READ. 
Seorang penulis hendaknya suka membaca. 
Ibarat kendaraan maka membaca adalah bahan bakar seorang penulis. Dengan membaca kita akan kaya akan ide, bahasa dan bahasan menulis.



Dikutip dari Rencanamu.id (24/09/18), hasil dari penelitian Stephen D. Krashen dalam bukunya yang berjudul Writing: Research, Theory, and Application, bahwa ada hubungan antara kegiatan membaca dan menulis. Responden yang merupakan para penulis itu ternyata gemar membaca sejak kecil dan mengaku sudah terbiasa menulis sejak masih sekolah.

Jadi, semakin banyak seseorang membaca, wawasan dan pengatahuannya pun akan semakin luas, sehingga memiliki banyak referensi atau ide untuk menulis. Dengan kata lain, tiap kalimat yang dituliskan akan mengalir mudah, karena sudah mempunyai bekal informasi.


7. JUJUR
Mulutmu bisa berbohong tapi tulisanmu tidak

kata orang apa yang tertulis tak mampu berbohong bahwa tulisan adalah isi hati penulis, saat matamu bisa berbohong maka tulisanmu tidak, artinya tulisan kita adalah gambaran dari kita


8. Konsisten. 
Poin yang ke 8 ini sangat mudah dikatakan tapi susah dilakukan. 
Ibarat berjalan selalu ada karang  yang menghadang
angin badai menerpa, meruntuhkan kesadaran. 
Tapi yakinlah itu semua hanya kerikil tajam sandungan
Kan memperkokoh genggaman tangan dalam satu TUJUAN yakni menjadi penulis.


Saat lelah mendera, pikiran buntu, atau _writer block_ menyerang istirahatlah. Tapi setelah itu ayunkan kaki lebih tinggi.

.

Tulisan yang dibuat dengan hati akan sampai pada hati pula. 
Tulisan itu akan membius dan membekas dihati pembacanya



Saat tulisan kita memiliki soul, maka tulisan itu tidak akan membosankan. Melekat dalam ingatan.

Nah setelah tahu tipsnya, tentu manfaat dari menulis dengan hati  juga harus tahu. Iniah manfaatnya. 



1. Lebih menyentuh pembaca

Tulisan yang dihasilkan dari luapan emosi, akan lebih menggugah pembaca. Sebaiknya tulisan yang datar, akan terasa membosankan.

Saat menulis, Anda tidak hanya memproduksi kata-kata, namun Anda tengah memproduksi rasa. Maka hadirkan perasaan dan emosi positif saat menulis. Instal dalam diri Anda emosi positif sehingga membanjiri diri Anda selama proses menulis. Emosi positif ini akan membimbing untuk terus menerus mengeluarkan kata-kata. Coba rasakan tulisan Anda yang terbimbing oleh emosi positif, pasti sangat berbeda dengan apabila tulisan terbimbing oleh emosi negatif.


2. Ketika kita sedang menulis sebuah novel sepenuh jiwa, maka tulisan tersebut akan memiliki nyawa dan seolah-olah bisa dirasakan secara nyata oleh pembaca. Kita pasti pernah kan membaca sebuah buku yang membuat kita merasa masih larut dalam cerita meskipun sudah selesai membacanya? Bisa jadi penulis buku tersebut sangat menjiwai tulisannya.



3. Lebih mudah menyusun cerita. 
Tentu kita pernah merasakan _Writer Block._ Tak ada ide menulis. 
Jangankan menulis paragraf. Membuat kalimat saja kadang tak terangkai. 
Maka cobalah menulis dengan hati. 

Tulis semua yang ada disekeliling kita, rasakan dengan indera kita. 
Tulis saja, tanpa mengindahkan kaidah penulisan. 
Tulis seolah kita berbicara. 
Menulislah dengan berbagi rasa lewat abjad, dan menyentuh hati pembaca lewat tulisan.

Coba bandingkan tulisan yang melibatkan hati dan tidak melibatkan hati. Di sini ada dua tuisan mari kita simak.

1. Hari ini hujan turun dengan lebat. Budi sang penjual koran duduk kedingian di trotoar dengan menahan rasa lapar. 

2. Awan mendung terlihat menghitam, suara tetesan hujan semakin menderas. Sesekali terdengar cahaya kilat dan suara petir memekakkan telinga. Si budi kecil penjual koran, menggigil dalam beku. Matanya perih menahan tetesan hujan. Mulutnya membiru, seakan membeku. tangan dan kakinya kelu dan lunglai menahan lapar seharian. Tuhan berikan rezeki untuk bisa kumakan hari ini pintanya syahdu memandang awan kelabu


.
Contoh no 2 tentu lebih menyentuh dan ngena karena di tulis sepenuh hati, beda dengan nomor 1 yang terasa datar. 

Itulah tips dengan hati dan manfaat menulis dengan hati. Semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan Populer