MEMBUAT BUKU MAYOR DALAM DUA MINGGU.

Pertemuan ke 6

Narasumber : Dr. Ir. Prof. Richardhus Eko Indrajit  M.Sc.,MBA., MA, M. Phil..Sc.

Malam ini saya mengikuti BM yang ke 6 bersama moderator Ibu Aan Nurhasanah yang hebat,  dengan narasumber yang hebat juga yaitu Prof. Dr.Ir. Richardhus Eko Indrajit. Kebetulan narasumbernya belum sampai, dan  akan masuk pukul 20.00 sekarang masih dalam perjalanan. Sebagai moderator bu Aam diberikan tugas untuk memberikan testimoni sambil menunggu beliau tiba.

        Tema dari BM ini adalah " Membuat Buku Mayor Dalam Dua Minggu." Mengetahui dari temanya saja saya sudah benar- benar merasa tertarik untuk bisa menulis Mayor, karena selama ini saya menulis indi. Tapi dengan adanya BM ini saya bisa menambah ilmu pengetahuan untuk menulis Mayor, semoga saja bisa, dengan bimbingan Prof. Eko yang hebat ini. 

       Jujur saja cita- cita saya sejak lama ingin sekali  menulis mayor tapi, tidak tahu caranya. Dengan hadirnya Prof. Eko ini memberikan jembatan untuk saya khususnya, umumnya untuk teman- teman Pegiat Literasi di Nusantara bisa menulis buku Mayor. Bahkan menulis Mayaor ini tidak dipungut biaya sepeserpun alias gratis. Sungguh luar bias. Saya sering dapat info dari teman kalau mau menerbitkan buku  Mayor itu, katanya banyak ditolak penerbit dengan alasan ini itulah. Benar tidaknya saya tidak tahu, karena belum pernah merasakan. Setelah saya ikut BM ke 6 terbukalah kesempatan saya untuk belajar menulis Mayor. Tak ada yang tak mungkin di dunia ini. .

     Pada kesempatan ini Prof Eko, memberikan tantangan menulis dalam dua minggu. Insya Allah saya siap mengikuti dan berharap lolos seleksi agar bisa tembus ke penerbit Mayor PT. ANDI OFFSET YOGYAKARTA.  Penerbit ini akan mencetak buku kita dalam bentuk fisik dan dan dalam bentuk digital ( e- books). Dan buku kita akan dipajang di rak- rak toko besar seperti Gramedia luar biasa. Semoga yang ikut tantangan ini semua lolos seleksi. Setiap angkatan yang lolos menulis bersama Prof. Ekoji punya nama proram yang berbeda.

     Cara agar kita bisa menulis dalam dua minggu hanya dengan memilih satu judul di Channel Prof Ekoji Chand dan akan mengembangkan TOC ( Toble Of Content) atau daftar isi. Peserta akan menjadi penulus pertama, sedangkan Prof Eko akan menjadi penulis ke dua.

    Hanya saja syarat menulis dalam dua minggu kali ini peserta tidak boleh  memilih judul yang sudah dipakai penulis Mayor terdahulu, jadi usahakan pula judul buku diluar judul yang diberikan Prof. Ekoji. 

     Di Canel yotobe Ekoji Channel banyak topik baru yang dapat dipilih para peserta yang ingin karyanya diterbitkan.

     Cara belajar menulis buku dengan mudah adalah dengan cara menuliskan hal- hal yang disampaikan oleh orang lain oleh karena itu maka program menulis buku dalam dua minggu ini dibuat dengan mengikuti ketentuan yang sudah disampaikan.

     Untuk periode bulan Juni ini Prof. Ekoji berinama Juli Merdeka dan peserta bisa memilih beberapa topik dividio Ekoji Channel maupun persentasi Prof. Ekoji yang ditemukan pada Kanal yotobe lainya.

     Terkait dengan ajakan ini Bu Aam dan teman yang lainnya telah membuktikannya 59 buku selama masa pandemi berlangsung. Belajar sambil menjalaninya, kalau terlalu banyak berpikir atau berdiskusi maka biasanya tidak akan jadi tulisan.

      Hanya tinggal 1 langkah bisa mengikuti latihan menulis agar bisa menjadikan tulisan Penerbit Mayor.

1. Pilih judul di Ekoji Channel.

2. Tuliskan apapun yang Prof. Ekoji katakan dalam Kanal tersebut

3. Perhatikan draf tulisan kepada Prof. Ekoji

     Kebiasaan menulis Prof.  Eko  dimulai dari masih kecil, yaitu pelajaran mengarang dalam  Bahasa Indonesia. Belajar senang menulis apa saja mulai dari menceritakan mimpi, kekaguman akan alam sekitar, kisah lucu, yang ditemui sehari- hari dan lain - lain.  Awalnya memang terasa sulit menorehkan kata- kata di kertas kosong, namun kalau sudah satu kalimat pertama mengalir tiba- tiba sisanya menjadi lancar dan susah distop.

     Setelah merenungi, kesenangan menulis adalah sebagian akibat dari kegenaran membaca buku. Semenjak kecil beliau senang membaca buku. Padahal ayah dan ibunya tidak pernah mau  membelikan mainan, tapi kalau buku mereka dengan senang hati membelinya. Ketika SD buku bacaanya beragam mulai dari yang ringan- ringan seperti Komik, Tintin, Astorit, Godam Gundala,  Donal Bebek  dsb. atau langganan majalah Bobo, Kuncung,  hingga yang berat- berat seperti karya Ayata, Citchcock, Mark Twain.

     Banyak membaca membuat kosa kata yang yang kenal semakin banyak apalagi ketika beliau SMA diharuskan membaca puluhan karya sastra dari pujangga lama maupun pujangga baru dan diwajibkan membuat sinopsis oleh guru Bahasa Indonesia. Alhasil selama SMA berhasil menelurkan 120 Sinopsis.

 

   Pada pertemuan online  ini banyak penanya yang menyampaikan permasalahan dalam menulis buku Mayor diantaranya : 

P. 

Mampukah seseorang menulis buku dengan minimnya pengetahuan?

J.

Untuk dapat mampu terbukti oleh 59 guru - guru PGRI. Intinya bukan pengetahuan tapi adanya motivasi - motivasi ingin belajar dan mau membaca.

P. 

Menulis Mayor itu seperti apa?

J. 

Buku Mayor yang dimaksud di sini buku yang targetnya diterbitkan oleh penerbit terkemuka di Indonesia, dalam hal ini adalah Penerbit ANDI. Karya ini diharapkan dibaca oleh banyak guru- guru untuk meningkatkan  pemahaman dan pengetahuan suatu topik baru dalam dunia pendidikan. 

     Menulis sebenarnya bukan merupakan suatu tujuan, tapi jalan untuk mencapai cita- cita yang lebih besar ketika masih remaja. Beliau memiliki cita- cita ingin keliling Indonesia namun di bayarin orang lain, untuk itulah banyak menulis mengenai berbagai hal dengan harapan ada pembaca yang mau mengundang mengisi seminar dan ternyata hal tersebut membuahkan hasil. Buku pertamanya di tahun 2001 berhasil membawa mengelilingi 27 Provinsi. Luar biasa menjadi penyemangat buat saya.