BERTEMU DENGAN PERSIDEN PENYAIR, SUTARDJI CALZOUM BACHRI.
Tantangan Menulis hari ke 8 bersama Omjay
17 Juni 2022
Bertemu Persiden Penyair Indonesia, Sutardji Calzoum Bachri.
Karya: Ratna Komala Juwita.
Pelajaran bahasa Indonesia adalah pelajaran yang sangat aku sukai, ya karena aku sebagai warga negara Indonesia wajib menjungjung tinggi bahasa persatuan yaitu Indonesia yang sesuai dengan sumpah pemuda "Mengaku berbahasa satu bahasa Indonesi. Ucapan yang diungkapkan dalam sumpah pemuda itu adalah sebuah puisi pertama yang diucapkan para pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Aku sangat menyukai puisi dan suka membuat puisi walaupun kurang bagus.
Pada waktu sekolah SMA, bu Ani Guru bahasa Indonesia yang cantik rupawan, badannya tidak terlaku kurus juga tidak terlalu gemuk, warna kulit sawo matang, memiliki bulu mata yang lentik, mengajarkan siswanya tentang karya sastra yaitu puisi. Aku dan teman - teman satu kelas memperhatikan bu guru Ani yang sedang menjelaskan pengertian puisi dan contoh puisi, tidak lupa beliau juga menjelaskan sekilas tentang para penyair Indonesia.
Bu Guru Ani menyebutkan contoh penyair Indonesia Angkatan 60 an diantaranya :
1. Taufik Ismail
2. Iwan Si Matupang
3. Goenawan Mohamad
4. Sapardi Djoko Damono, dll
Angkatan 70 - 80
1. Putu Wijaya
2. Sutardji Calzoum Bachr, dll
Angkatan 45.
1. Chairil Anwar dll
Selsai menjelaskan puisi, bu Guru Ani memberikan tugas kepada seluruh siswa kelas Tiga untuk membuat puisi. Jaman aku sekolah nama kelasnya adalah kelas satu, kelas dua, kelas tiga. Bukan nama kelas seperti sekarang. Sekarang kelas tiga nananya kelas XII. Aku antusias membuat sebuah puisi. Selsai membuat puisi, bu Guru meminta seluruh siswa mengumpulkan hasil karyanya. Hasil karyanya asli lho. Kan jaman dahulu belum ada internet, jadi tidak punya yang namanya hp, beda dengan siswa sekarang bila ada tugas menulis puisi pasti lihat mbah google dan mencontek alias Copas. Walaupun gurunya sudah ngasih tahu tidak boleh nyontek atau plagiat. Mungkin menurut siswa jaman sekarang copas puisi dari internet tidak akan ketahuan gurunya. Itu salah besar, karena guru tetap akan mengetahui hasil karya yang plagiat. Kita kembali lagi ke bu guru Ani ya.
Satu persatu hasil karya siswa di periksa dan bu guru memanggil namaku
"Ratna, silakan ke depan," kata bu Guru.
Aku ada rasa kaget juga kenapa bu Guru manggil aku ya? Apa puisi yang aku buat itu jelek?" Pikirku dalan hati.
Perlahan aku berdiri dari kursi, lalu berjalan menghampuru bu Ani.
"Iya bu," kataku sambil sedikit ada rasa gugup.
"Coba kamu geser sedikit berdirinya agak ke tengah ya," kata bu guru Ani sambil menunjukan tempatnya.
Akupun bergeser sedikit agak di tengah, aku menghadap ke teman - teman yang sedang duduk di kursi masing-masing. Aduh salah apa ya aku, kok hanya aku saja sih yang dipanggil?" Ucapku dalam hati.
Tak lama bu Guru Ani berkata, "Anak-anakku kalian tahu tidak kenapa Ratna ini dipanggik ke depan?" Kata bu Guru Ani.
Anak - anak menjawab barengan "tidak bu."
Aku semakin tak karuan, rasa takut menyelimuti diriku ada apa nih dengan bu Ani? Apakah ada salah...ucapku. Semua teman pada memandangku penuh tanda tanya.
"Baiklah anak - anakku, kalian ingin tahu kenapa Ratna di suruh ke depan?" kata bu Guru.
"Ya bu."
"Biar kalian tahu, kenapa Ratna dipanggil ke depan, karenaaaaa.....aa, kata bu Guru sambil melirik ke mataku,..., Karena puisi Ratna bagus..silakan kalian ucapkan selamat padanya."
Tepuk tangan teman- teman, membuatku terharu, serta ucapan teman membuat aku jadi semangat tidak ada rasa takut lagi. Aku akhirnya disuruh baca puisi sampai selsai.
"Silakan Ratna duduk kembali," ucap bu Guru.
"Ratna kamu bagus puisinya, kamu ada bakat jadi penulis, coba nanti kamu lulus sekolah kuliah dan ngambil jurusan sastra.
"Baik bu," ucapku.
Tiba saatnya di bagi rapot, Alhandulilah nilai di rapot pelajaran bahasa Indonesia nilanya bagus dan ping tinggi. Aku memang suka sastra suka menulis bahkan punya cita- cita ingin jadi penulis.
****
Lulus SMA, aku melanjutkan kuliah jurusan bahasa dan sastra Indonesis, lulus tahun 1995. Lalu aku mengabdi di salah satu sekolah di Kota Tangerang provinsi Banten. Aku asli dari Sumedang Jawa Barat. Ketika aku ikut audisi Antologi Puisi 1000 Guru Terbanyak ASEAN Rekor Muri bersama Peruas pimpinan abang Asrizal Nur, aku mendapat kesempatan undangan menghadiri lounching di TMII Jakarta dan Alhamdulilah bisa bertemu dengan persiden penyair Indonesia. Bapak Sutardji Calzoum Bachri. Sejak duduk di SMA aku ingin sekali bertemu dengan penyair yang hebat.
Alhamdulilah cita - citaku sejak dulu ingin bertemu dengan penyair bisa terbukti, ini semua karena motivasi dari bu Ani, sewaktu aku sekolah dulu. Ini juga berkat saya menjadi anggota sastra Peruas Aku bisa berbincang - bincang dengan persiden penyair Sutardji Calzoum Bachri. Ini semua berkat adanya literasi menulis. Tidak sia - sia aku bajar menulis.
Tangerang....0622
Pengalaman berkesan Bu Ratna. Alhamdulilah saya juga pernah berjumpa dgn alm Arswendo Atmowiloto penulis novel Keluarga Cemara itu. (Guru Dion Indonesia)
BalasHapusAlhamdulilah bu, bisa bertemu dengan para penyair ya.
HapusKeren....tulisannya sangat menginspirasi . Semangat...
BalasHapusTerima kasih bu Sri Yamin yang baik. Saya siap akan selalu berkunjung ke tempat bu Sri.
HapusWaah kereeen ternyata bunda bunda seorang pujangga, salam kenal bun, sy dari lebak banten
BalasHapusSalam kenal bu Mutmainah, ya kita sama- sama dari Banten kapan - kapan kita ketemmu ya. Aku siap berkunjung ke tempat ubu skr OTW.
HapusSaluuuut banget deh, dg bu Ratna yang udah cantik, pintar pula
BalasHapusMkah bu cyntik yang baik. Aku lagi banyak belajar ingin bisa seperti ibu Theresia yang santun. Sy siap OTW berkunjung.
Hapus