KASIH TAK SAMPAI ( 2 ) Cerpen Karya Ratna Komala Juwita.
"Jangan bohong kamu Rina, aku melihat kamu tadi seperti sedang memikirkan sesuatu." Sambil memegang jemari tangan, Rina akhirnya berbicara dengan jujur kalau Rina sangat merindukan dan mencintai Gilang.
"Ya sudah ayo kita pulang waktu sudah sore sebentar lagi magrib. Tak ada yang lalu lalang disekitar sini Rina, sudahkah lupakan Gilang, dia hanya masa lalu kamu, sudah menikah atau belum kita tidak tahu, dan sekarang dia ada dimana kita juga tidak tahu. Jangan kamu terlalu fokus sama Gilang, belum tentu dia masih mengingat kamu," kata Reti. Sambil memeluk sahabatnya penuh kasih sayang.
Reti adalah sahabat lama Rina sejak sama-sama duduk di SMA dulu. Sahabat yang saling mendukung dan saling membantu bila dalam kesulitan.
Akhirnya Rina dan Reti pulang, sepanjang perjalanan pulang Rina masih saja mengingat Gilang, kebersamaan dulu ketika masih sama - - sama SMA. Apakah Gilang sudah melupakan aku? Kok tidak pernah ada kabar dari Gilang.
"Dari mana saja Rina kok baru pulang? Sudah sore begini, ayo kamu mandi dan ganti baju, setelah itu baru shalat magrib dan makan. Ibu sudah menyiapkan makan kesukaan kamu dulu. Pepes ikan teri dan tahu pedas. Sambal dan lalaban."
"Reti, kamu juga sekalian shalat, kalau kamu sudah mandi jadi tinggal ngambil air wudu saja selsai shalat baru kita makan bareng, dah lama ngak makan bareng nih," Kata bu Elen mamahnya Rina.
Rina lalu mandi, bersih- bersih dan siap melaksanakan kewajiban untuk shalat magrib, begitu juga dengan Reti..
Setelah melaksanakan Shalat akhirnya Rina, Reti serta ibunya makan bersama.
Di meja makan dah tersedia makanan kesukaan Rina. Air teh manis hangat tersedia di teko plastik berwarna pink, warna kesukaanku.
"Ayo Rina, Reti kita makan bersama," kata ibu Rina sambil melirik ke aku.
"Kenapa makan kamu kelihatan tak bersela Rin? Apakah kamu sakit?" Kata mamahnya Rina.
"Tidak, Rina tidak sakit ko mah, hanya lelah saja, mamah lanjutkan saja makannya, Rina mau Rehat dulu mah."
Reti juga melihat Rina mau rehat akhirnya berpamitan pulang sama Rina dan ibunya.
"Rin aku pulang ya, kamu jangan terlalu memikirkan masa lalu takut sakit tau," kata Reti sambil terseyem.
Rina hanya menganggukan kepala ketika Reti pamit pulang. Tak lama Rina masuk kekamar.
****
Tak teras 20 tahun sudah Rina dan Gilang tak pernah bertemu, setelah lulus sekolah mereka melanjutkan kuliah mencari pilihan masing - masing kampusnya. Semenjak perpisahan sekolah itu, Rina tidak pernah bertemu lagi sama Gilang, padahal hatinya sangat menantikan cinta pertamanya. Rina juga berjanji pada diri sendiri kalau dia tidak akan mempunyai kekasih selain Gilang yang telah menyimpan dan menanam benih cinta dihatinya.
Untuk menghilangkan rasa jenuh akhirnya Rina memutuskan untuk bermain ke rumah saudaranya ( bibi ) di Bandung. Kebetulan mamahnya Rina asli dari Bandung. Rina minta izin dulu ke mamahnya dan papahnya untuk pergi kd Bandung.
"Mah Rina mau main dulu ya ke rumah bibi di Bandung, Rina ingin refres mah, kan di Bandung ada anak bibi Jelita, jadi aku bisa main di sana." Ucap Rina pada mamahnya yang sedang duduk di kursi siang itu.
"Ya udah kalau mau main, salam aj buat bibi," kata mamah sambil berjalan ke kamarnya dan kembali lagi mendekati Rina.
"Ini uang buat bekal kamu, hati - hati di jalan ya."
Rina berjalan menuju kamar, lalu matanya melirik kanan kiri, mencari sesuatu yang dia cari. Di mana yach! aku menyimpannya, keningnya berkerut, tangannya ditempelkan kejidatnya. Aduh di mana aku lupa nih. Lalu Rina keluar dari kamar, ini dia yang aku cari sambil tangannya menyentuh benda hitam diatas lemari kayu, tas hitam yang biasa kupakai. Lalu Rina juga mengambil tas dorong buat memasukan pakaiannya. Besok aku mau pergi ke Bandung, jadi aku harus mempersiapkan keperluanku.
....
Tangerang, 130622
Komentar
Posting Komentar